
Unsur Tanah Jarang Ada di Desa Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara
Unsur tanah jarang (UTJ) atau juga lazim dikenal sebagai logam tanah jarang (LTJ) ternyata ada di daerah Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Hasil penelitian didapatkan bahwa batuan granit di Parmonangan terdiri dari 2 jenis granit yaitu syenogranit dan monzogranit, kedua granit ini termasuk granit tipe- A yang memiliki karakteristik seri kalk-alkalin (calc-alkaline series) yang diperkaya dengan K2O, dan sifat peraluminous.
Demikian hasil penelitian seorang mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi, Universitas Pertamina Bernama Rizki Fadhilah Ramadhan. Dia melaksanakan sidang tugas akhir pada tanggal 5 September 2022, Tugas akhir tersebut berjudul “Petrogenesis Granitoid Berdasarkan Analisis Petrografi dan Geokimia serta Implikasinya Terhadap Potensi Unsur Tanah Jarang di Daerah Tapanuli Utara, Sumatera Utara”.
Rizki juga menjelaskan bahwa Granit Sibolga tipe-A terbentuk pada lingkungan tektonik syn-collison hingga post-collision, Koeksistensi dua lingkungan tektonik yang berbeda ini dapat mengindikasikan adanya perubahan tektonik setting di Sibolga pada masa Permian hingga Trias akhir.
Rizki berhasil mendapatkan nilai A pada saat sidang skripsi tersebut. Penelitian ini dilakukan di Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP), dan dibimbing oleh Dian Yesy Fatimah, S.T., M.Eng, Dr. Syahreza Saidina Angkasa, S.T., M.Sc. dan Sulaeman, S.T.

“Jika mengacu kepada hasil penyelidikan Badan Geologi tahun 2009-2010 di daerah Parmonangan Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Granit Sibolga yang sudah tersingkap dan lapukannya menunjukkan kandungan LTJ cukup signifikan. Hal ini membuat studi petrogenesis granitoid dan implikasinya terhadap potensi unsu tanah jarang di Sibolga menjadi sangat penting dalam tahap awal penyelidikan dan eksplorasi LTJ”, kata Rizki dalam bincang santai bersama ruangenergi.com,Kamis (08/09/2022) di Jakarta.
Menurut Rizki, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik granitoid di Tarutung, Sibolga yang termasuk kedalam kompleks granitoid Sibolga dan implikasinya terhadap keberadaan unsur tanah jarang di batuan. Metode penelitian meliputi pengamatan petrografi batuan dan karakteristik batuan granit berdasarkan geokimia unsur utama serta unsur jejak.
Hasil penelitian didapatkan bahwa batuan granit di Parmonangan terdiri dari 2 jenis granit yaitu syenogranit dan monzogranit, kedua granit ini termasuk granit tipe- A yang memiliki karakteristik seri kalk-alkalin (calc-alkaline series) yang diperkaya dengan K2O, dan sifat peraluminous. Rizki juga menjelaskan bahwa Granit Sibolga tipe-A terbentuk pada lingkungan tektonik syn-collison hingga post-collision, Koeksistensi dua lingkungan tektonik yang berbeda ini dapat mengindikasikan adanya perubahan tektonik setting di Sibolga pada masa Permian hingga Trias akhir.
“Batuan granit tipe-A di Sibolga terbentuk akibat tabrakan Blok Sibumasu dengan Blok East Malaya yang menciptakan lingkungan tektonik bagi pembentukan granit Sibolga tipe-A melalui celah retakan yang terbentuk selama proses kolisi berlangsung. Karakteristik magma granit Sibolga tipe-A menunjukkan adanya kontaminasi magma yang dihasilkan dari proses pelelehan kerak pada saat pembentukan granit, hal inilah yang menghasilkan granit tipe-A yang diperkaya UTJ” jelas Rizki.
Hasil penelitian tersebut,lanjut Rizki, menujukkan bahwa pengkayaan UTJ ini juga ditandai oleh adanya mineral pembawa UTJ seperti zirkon, apatit, monasit, dan titanit. Konsentrasi HREE dalam batuan granit mencapai 67,17 –78,18 ppm, LREE (La-Eu) (331,4 – 458,6 ppm), dan ∑REE+Y 398,57 – 560,78 ppm.
“Hasil penelitian ini lalu dianalisis untuk kelayakan ekonominya, hasilnya Kandungan UTJ granitoid Sibolga tipe A jauh lebih tinggi dibandingkan dengan granitoid tipe A-dari Besar Island Group, Malaysia, Tipe-A granit Sarudik, dan Tipe A Granit Tanjungjabung dan Sarolangun. Granitoid Sibolga memiliki kandungan UTJ yang hampir sama dengan Tipe-A Granit Karimun, Bangka Belitung”. cetus Rizki lagi.
Hal ini memberikan “udara segar” untuk eksplorasi UTJ karena fokus eksplorasi UTJ di Indonesia berada pada Granitoid tipe-S di Bangka yang diyakini sebagai sumber deposit placer UTJ. Oleh karena itu, dengan kandungan LTJ yang lebih tinggi Sibolga berpotensi sebagai sumber UTJ placer, UTJ laterit, dan bahkan endapan placer “paleo” di Jalur Utama Granitoid Sumatera.
“Melihat potensinya yang dinilai cukup besar yang dapat menjadi sumber deposit UTJ, maka Rizki menyarankan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut dari granit Sibolga dan lapukannya untuk dieksplorasi dan di eksploitasi di masa depan”. pungkas Rizki yang lulus ujian skripsi dengan nilai A.
Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP), Logam Tanah Jarang, Penelitian ini dilakukan di Pusat Sumber Daya Mineral, universitas pertamina